Tuesday, June 10, 2008

Insan yang mulia merendahkan segenap kehidupannya dengan rasa tawadhuk kepada Illahi. Menghiasi diri dan peribadi dengan cahaya kebenaran dari taman-taman Raudhah keredhaan Allah. Mencari perlindungan dan mengharap rahmatNya dengan ibadah dan amalan yang berkat, sehingga meneguk kedamaian dalam nikmat munajat bertaqarrub kepada Allah SWT."Biarkanlah segala sesuatu mengalir seirama taqdir.Jangan sesekali kau tidur kecuali tetap waspada.Saat kau kerdipkan matamu kau akan tercengangternyata Allah telah mengubah keadaan."Menginsafi kejadian serta kelemahan diri sendiri merupakan amalan mulia dan terpuji. Seterusnya memperhambakan diri kepada Yang Maha Esa dengan memperbanyakkan amal ibadat setiap masa dan ketika.Kejernihan hati nurani serta budi pekerti yang luhur menjadi benteng dalam mengharungi bahtera hidup ini. Perintah Allah dan sunnah Rasul menjadi pelita kehidupan dan pegangannya.Seorang Penyair Berkata:Sahabatku, demi Allah, tidak ada satu musibah pun yang kekal dalam hidup ini bagaimanapun beratnyaJika suatu ketika ia menimpaJanganlah anda merasa tak berdaya kerananyaJangan pula banyak mengeluh kerana ianya pasti akan lenyap,Betapa banyak orang terhormat yang dulunya sering tertimba musibahnamun ia tabah sampai musibah itu lenyap dan meninggalkannyaDan saat kesabaranku muncul dalam musibah maka musibah terasa ringan.Renungilah Syair ini:Hatiku terasa sedih saat menanggung derita namun terkadang kesengsaraan bagiku ada hikmahnyaBegitu banyak hari yang diawali dengan kesusahan dan kesedihan namun berakhir dengan kesenangan dan kegembiraanAku tidak merasa berat dengan kesusahan menimpaku kerana aku yakin akan ada jalan keluar di balik kesusahan.Semoga kita tabah mengharungi dugaan hidup. Firman Allah SWT dalam surah Ali-'Imran, ayat 159:".... apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal (kepada-Nya)."

Tuesday, May 27, 2008